Pemerintah Jakarta telah memperpanjang masa transisi pembatasan sosial skala besar (PSBB) selama dua minggu hingga 3 Januari karena berharap dapat mencegah lonjakan kasus COVID-19 selama liburan akhir tahun.
Jakarta telah mencatat peningkatan signifikan dalam kasus baru yang dikonfirmasi dalam empat minggu terakhir, dengan para ahli mencurigai kasus tersebut datang sebagai akibat dari akhir pekan yang panjang di akhir Oktober.
“Kami mencatat bahwa peningkatan signifikan kasus yang dikonfirmasi mulai terjadi pada pertengahan November,” kata Kepala Dinas Kesehatan Jakarta Widyastuti dalam sebuah pernyataan, Minggu.
Pada Sabtu, sehari sebelum perpanjangan diumumkan, Jakarta mencatat jumlah kasus baru terbanyak yakni 1.899 kasus. Pada hari Minggu, kota itu mencatat tertinggi harian lainnya 1.592 kasus, sehingga total kasus yang dikonfirmasi menjadi 163.111 sejak kasus pertama dilaporkan pada bulan Maret.
Jakarta juga mengalami peningkatan tingkat hunian tempat tidur di 98 rumah sakit rujukan di kota itu dalam sebulan terakhir.
“Tingkat hunian ranjang isolasi mencapai 85 persen atau sekitar 5.691 dari total 6.663 ranjang terisi. ICU [intensive care unit] Tingkat hunian tempat tidur mencapai 80 persen, dengan 772 dari 907 tempat tidur ICU terisi, ”kata Widyastuti.
Dia mengatakan, pemerintah Jakarta sedang berusaha untuk menambah lebih banyak tempat tidur isolasi sehingga total menjadi 7.171, serta tempat tidur perawatan yang lebih intensif dengan total 1.020.
Tingkat positif di Jakarta juga tetap tinggi, mencapai lebih dari 9 persen dalam tiga bulan terakhir, menurut Dinas Kesehatan Jakarta. Ini lebih tinggi dari angka ideal di bawah 5 persen seperti yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia.
Baca juga: Polisi menangkap tengkulak di stasiun KA Pasar Senen
“Berdasarkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana [BNPB] Indikatornya, risiko penularan virus Corona di Jakarta meningkat dari sedang menjadi tinggi karena adanya [high] tingkat kepositifan dan tingkat hunian tempat tidur, ”kata Widyastuti.
Gubernur Jakarta Anies Baswedan mengatakan pihak berwenang akan fokus membatasi pergerakan selama perpanjangan terakhir PSBB transisi, terutama menjelang musim liburan akhir tahun.
“Kami akan memantau dan mengontrol mobilitas masyarakat untuk mengekang penularan dari orang yang masuk atau keluar Jakarta. Sangat penting bagi kami untuk tinggal di rumah dan tidak bepergian ke luar kota, ”kata Anies.
Kelompok infeksi yang muncul dari tempat kerja dan rumah tangga tetap menjadi sumber utama penularan COVID-19 di Jakarta, kata Anies.
Dari 7 dan 13 Desember, kota tersebut melaporkan 3.821 kasus terkait dengan kelompok rumah tangga dan 313 kasus yang diyakini berasal dari kelompok infeksi di tempat kerja.
“Mobilitas masyarakat saat musim liburan akan berdampak pada banyaknya kasus baru,” kata Anies.
Anies mengeluarkan instruksi gubernur dan keputusan pada 16 Desember yang memerintahkan bawahannya untuk menerapkan pembatasan yang lebih ketat selama liburan akhir tahun.
Kedua dokumen tersebut mengatur aktivitas sehari-hari selama hari raya, mulai dari aktivitas bisnis dan keagamaan hingga perjalanan dalam kota dan ke dan dari Jakarta.
Peraturan tersebut mengatur jam operasional kafe, restoran, tempat hiburan, tempat wisata, dan pusat perbelanjaan pada saat libur Natal dan Tahun Baru. Mereka juga melarang pertemuan lebih dari lima orang di tempat umum dan mengharuskan orang yang bepergian ke ibu kota untuk menunjukkan hasil tes cepat antigen negatif. (nal)
Catatan Editor: Artikel ini adalah bagian dari kampanye publik oleh satuan tugas COVID-19 untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pandemi.
“Rentan terhadap sikap apatis. Penggila musik yang setia. Pembuat masalah. Analis tipikal. Praktisi alkohol. Pecandu makanan. Penggemar TV yang bergairah. Pakar web.”