Kiri ke kanan: Tama Salim, The Jakarta Post Editor, Haryo Mojopahit, General Manager for Advocacy of Dompet Dhuafa, Dian Septiari, The Jakarta Post Journalist, Achsanul Habib, Direktur Hak Asasi Manusia dan Urusan Kemanusiaan Kementerian Luar Negeri Indonesia, Febrian Alphyanto Ruddyard, Indonesian Hadir sebagai pembicara pada acara JakPost Up Close Webinar, Dirjen Kerja Sama Multilateral Kemlu dan Indrika Ratwatte, Direktur UNHCR untuk Asia Pasifik: Menjembatani gap respon pengungsi di Asia Tenggara Rabu, 7 Oktober 2020. (JP / Wienda Parwitasari)
Mengutip Indonesia sebagai contoh negara yang telah berhasil menangani krisis pengungsi di Asia Tenggara, Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) dan seorang aktor non-negara telah meminta masyarakat internasional untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar dalam berurusan dengan masalah pengungsi. Pada tahun 2019, UNHCR melaporkan bahwa jumlah pengungsi dan pencari suaka global telah mencapai lebih dari 30,3 juta orang. Saat ini, 84 persen pengungsi dunia tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Sebagai negara transit untuk migrasi, Indonesia telah menampung total 13.657 pengungsi terdaftar dari 45 negara hingga 2019, menurut UNHCR. Pada bulan Agustus dan September saja, Kementerian Luar Negeri melaporkan bahwa Indonesia menerima hampir 400 pengungsi Rohingya yang terbawa arus dari Laut Aceh setelah melarikan diri dari negara bagian Rakhine di Myanmar. Hingga saat ini, Indonesia …
“Rentan terhadap sikap apatis. Penggila musik yang setia. Pembuat masalah. Analis tipikal. Praktisi alkohol. Pecandu makanan. Penggemar TV yang bergairah. Pakar web.”