JAKARTA, KOMPAS.com – Banyaknya pembangkit listrik baru yang terbangun, baik milik PT PLN (Persero) maupun swasta, membuat pasokan listrik saat ini berlebih atau kelebihan pasokan.
Pembangkit-pembangkit listrik baru tersebut merupakan bagian dari program penambahan kapasitas listrik baru hingga 35.000 MW dari Presiden Joko Widodo ( Jokowi).
Pasokan berlebih listrik ini tentunya jadi pemborosan dan membuat kondisi keuangan PLN berdarah-darah. Ini karena PLN tetap harus membayar listrik dari pembangkit sesuai kontrak, namun listriknya justru kelebihan pasokan.
Kelebihan listrik PLN dari pembangkit ini terungkap dari surat yang dikirimkan Menteri BUMN Erick Thohir kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif.
Baca juga: Surati Menteri ESDM, Erick Thohir Minta Pembatasan Izin Pembangunan Pembangkit Listrik
Dilansir dari Antara, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga membenarkan bahwa Menteri BUMN Erick Thohir menyurati Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral untuk membantu kinerja PLN.
“Mengenai surat Pak Menteri Erick ke ESDM dan BKPM itu memang benar. Surat Pak Menteri itu bukan berarti bahwa PLN kondisinya parah,” ujar Arya Sinulingga di Jakarta, Kamis malam.
Ia menyampaikan bahwa Menteri Erick Thohir menginginkan agar PLN dapat memanfaatkan kapasitas yang sudah ada ketimbang membuat pembangkit baru.
“Yang dilihat Pak Menteri adalah karena PLN sudah pasokan berlebih ngapain kalau tidak dimanfaatkan dan juga kalau ada institusi baru apalah namanya itu gak perlu buat pembangkit baru karena sudah kelebihan pasokan, bagus memanfaatkan yang sudah ada,” ucap Arya Sinulingga.
Baca juga: Erick Thohir Mau Likuidasi 14 BUMN
Pembangkit baru jadi beban
Menurut Arya, tujuan surat Menteri BUMN itu untuk memaksimalkan kapasitas PLN yang sudah kelebihan pasokan.
“Jadi enggak ada pemborosan energi, kan sayang nih kalau misalnya kita bikin pembangkit yang baru. Ada lagi nanti industri, bikin pembangkit yang baru, sementara PLN sendiri mampu untuk memenuhi kebutuhan tersebut,” ucap Arya Sinulingga.
“Penyelenggara. Pakar budaya pop yang sangat menawan. Penginjil perjalanan kelas atas. Pemecah masalah yang tak tersembuhkan.”