Sudah tujuh bulan sejak Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengonfirmasi kasus COVID-19 pertama di Indonesia. Sejak itu, jumlah kasus terus meningkat.
“Kami sedang mempersiapkan vaksin COVID-19. Mudah-mudahan November bisa kami terima, ”kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan dalam pertemuan virtual, Selasa.
Luhut memperingatkan kemungkinan lonjakan kasus COVID-19 pada akhir bulan ini, dengan mengatakan bahwa pemerintah perlu mempersiapkannya.
Sambil mengharapkan persetujuan vaksin COVID-19, pengujian dan penelusuran yang ditargetkan merupakan bagian besar dari upaya pemerintah untuk memperlambat penyebaran virus.
Monica Nirmala, penasihat tim manajemen COVID-19 Indonesia, mengatakan virus itu sering ditularkan hanya oleh segelintir orang yang terinfeksi, yang dikenal sebagai penyebar super, mencatat bahwa 80 persen kasus baru disebabkan oleh 20 persen orang yang terinfeksi.
Dia menambahkan bahwa setelah virus ditularkan, orang yang terinfeksi akan mengalami gejala antara dua dan 10 hari. Dalam periode infeksi yang singkat ini, waktu dan respons yang cepat adalah kunci untuk menghentikan penularan.
Pemerintah Jakarta, Jawa Barat dan Bali dalam pertemuan tersebut menyampaikan bahwa mereka telah melakukan beberapa upaya pengujian dan penelusuran yang ditargetkan.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, dalam 14 hari sebelumnya, ibu kota mengalami penurunan cluster infeksi perkantoran setelah melakukan pengujian dan penelusuran yang ditargetkan.
Anies mengatakan, Pemprov DKI Jakarta menyediakan tes gratis hingga 8.000 sampel setiap hari dan Puskesmas di wilayah kabupaten berfungsi sebagai garis depan upaya tersebut.
Ia mengatakan, setiap puskesmas memiliki dua divisi, yakni digital tracing dan koordinasi lapangan, yang bertugas melacak kontak dekat pasien COVID-19, baik secara virtual maupun langsung.
Selain inisiatif Puskemas, Pemprov DKI Jakarta telah menyiapkan aplikasi mobile bernama Jakarta Terkini (JAKI) yang memiliki 800.000 pengguna aktif. Aplikasi tersebut melaporkan protokol kesehatan dan melacak pasien COVID-19.
Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan pulau itu mengalami penurunan kasus harian. “Kasus COVID-19 baru sekarang di bawah 100 per hari. Sementara jumlah pasien yang sembuh meningkat menjadi 86,37 persen. Kami juga bisa menangani kasus kematian hingga di bawah lima persen, ”ujarnya.
I Wayan menekankan pentingnya pelayanan kesehatan, baik petugas maupun fasilitas kesehatan, dan koordinasi dengan Kodam dan Polda dalam mensosialisasikan protokol kesehatan “3M”: pemakaian masker, cuci tangan dan jarak fisik.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan provinsi tersebut telah menggunakan check-in QR Code bagi pengunjung kantor pemerintah untuk tujuan penelusuran.
Ketiga gubernur tersebut berupaya meningkatkan upaya pengujian dan penelusuran dengan menerapkan tiga strategi, yaitu pengendalian stigma, peningkatan jumlah dan keterampilan staf penelusuran, serta peningkatan pengelolaan laporan penelusuran. Mengurangi stigma virus adalah salah satu prioritas karena banyak orang takut menjalani tes polymerase chain reaction (PCR) karena mereka takut akan stigma virus.
Selain pengujian, penelusuran dan isolasi, Monica juga menekankan pentingnya deteksi dini dan pendampingan pasien mulai dari isolasi hingga pengobatan untuk mengatasi pandemi. (Iya)
Periode premi Anda akan kedaluwarsa dalam 0 hari
tutup x
Berlangganan untuk mendapatkan akses tak terbatas Dapatkan diskon 50% sekarang
“Rentan terhadap sikap apatis. Penggila musik yang setia. Pembuat masalah. Analis tipikal. Praktisi alkohol. Pecandu makanan. Penggemar TV yang bergairah. Pakar web.”