Karena jumlah kasus baru terus meningkat, bahkan salah satu rumah sakit rujukan COVID-19 terkemuka di Jakarta menghadapi kekurangan tenaga medis, kata seorang ahli paru kepada Presiden Joko “Jokowi” Widodo dalam video call pada hari Minggu.
“Insya Allah [God willing], kami memiliki peralatan medis yang cukup. Namun, kami kekurangan [medical] pekerja, sementara jumlah pasien terus meningkat, ”kata ahli paru Faisal Rizal Matondang dari Rumah Sakit Penyakit Menular (RSPI) Sulianti Saroso.
Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Indonesia, berpenduduk 271 juta jiwa, hanya memiliki 0,13 dokter spesialis per 1.000 orang, kurang dari separuh target pemerintah sebesar 0,28 per 1.000 orang sebagai bagian dari program reformasi kesehatan. Angka untuk dokter umum adalah 0,52 per 1.000 orang, kurang dari setengah dari target ideal 1,12.
Ditambah dengan kekurangan ini adalah sejumlah besar pekerja medis yang tertular COVID-19 sejak dimulainya wabah di negara itu pada bulan Maret. Menurut Ikatan Dokter Indonesia (IDI), sejauh ini 123 dokter telah meninggal karena COVID-19.
Faisal sendiri sebelumnya dinyatakan positif COVID-19 tetapi baru-baru ini pulih. Dia mengatakan bahwa dia terpapar virus itu karena dia bekerja sama dengan pasien COVID-19.
“Kemarin saya di rontgen dan juga ikut tes usap. Saya telah dinyatakan sehat untuk bertugas. Hari ini adalah hari pertama saya kembali bekerja, ”katanya.
Dia mengatakan bahwa dia memastikan untuk menghabiskan waktu ekstra untuk berkomunikasi dengan pasien COVID-19 dengan cara yang ringan, karena banyak dari mereka mengalami kebosanan dan kesepian dalam isolasi.
“Saya mencoba memotivasi mereka untuk terus berpikir positif tentang mendapatkan hasil tes usap negatif,” ujarnya.
“Saya bisa membayangkan betapa sulitnya berada di garis depan penanganan COVID-19,” kata Presiden.
Jokowi mengucapkan terima kasih atas pekerjaan yang telah dilakukan Faisal dan pekerja medis lainnya di garis depan wabah.
“Saya sangat bersyukur dan menghargai kerja keras para dokter dan tenaga medis yang berjuang [COVID-19],” dia berkata.
“Penyelenggara. Pakar budaya pop yang sangat menawan. Penginjil perjalanan kelas atas. Pemecah masalah yang tak tersembuhkan.”