Jakarta. Kedutaan Besar Indonesia di Kuala Lumpur telah meminta Kepolisian Kerajaan Malaysia atau PDRM untuk menyelidiki pelaku di balik video parodi lagu kebangsaan “Indonesia Raya”.
Parodi Youtube berjudul “Instrumental Indonesia Raya (Parodi + Video Lirik)” menuai kecaman di kalangan netizen Indonesia. Video aslinya diunggah di Youtube oleh akun MY Asean dengan bendera Malaysia sebagai gambar profilnya. Karena itu, banyak tersangka pelakunya adalah warga negara Malaysia. Tagar #IndonesiaRaya bahkan menjadi trending di Twitter, di mana masyarakat Indonesia menuntut permintaan maaf dari negara tetangga.
Menanggapi hal tersebut, KBRI Kuala Lumpur langsung mengambil tindakan.
“Kami sudah menghubungi Kementerian Luar Negeri, dan PDRM akan melakukan penyelidikan,” kata koordinator fungsi sosial dan budaya KBRI Yoshi Iskandar kepada outlet berita Antara, Senin.
Menurut Yoshi, kedutaan mengetahui video parodi tersebut pada hari Minggu, setelah menerima laporan publik.
“Begitu videonya muncul, kami langsung berkoordinasi dengan PDRM dan Kementerian Luar Negeri. Dari situ, Kedutaan Besar Malaysia mengeluarkan pernyataan. Ini hasil koordinasi kami dengan kementerian untuk mendinginkan situasi yang sedang viral di media massa. dengan banyak komentar, “kata Yoshi.
Utusan tersebut mengatakan kedutaan akan menyelesaikan masalah tersebut mengikuti koridor hukum yang berlaku. Kedutaan telah mempercayakan masalah ini ke Malaysia dan PDRM untuk penyelidikan lebih lanjut. Yoshi meminta masyarakat untuk tidak melakukan serangan balik dan mungkin menambahkan bahan bakar ke dalam api.
“[…] Sensitif, provokatif, dan dapat mempengaruhi hubungan people-to-people serta hubungan baik Indonesia-Malaysia. Jadi jangan sampai [the video] sampai padamu. Kami telah mempercayakan ini kepada hukum [enforcement], dan tanggapan mereka cepat. Kami menghargainya, “kata Yoshi.
Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta juga menyampaikan keprihatinan serupa tentang dampak parodi terhadap hubungan bilateral.
“Jika ternyata ada warga negara Malaysia yang mengunggah video tersebut, maka tindakan tegas akan diambil berdasarkan hukum yang ada. Pemerintah Malaysia mengecam keras setiap provokasi negatif yang dimaksudkan untuk mempengaruhi kedekatan hubungan bilateral antara Malaysia dan Indonesia,” kata kedutaan. dalam pernyataan pers.
Video asli berdurasi satu menit dan 31 detik dan telah dihapus dari Youtube. Channel MY Asean juga tidak bisa ditemukan di platform ini. Meski begitu, rekaman parodi tersebut masih beredar di media sosial.
Video tersebut berlatar belakang bendera Indonesia dan mengganti lambang negara Garuda Pancasila dengan ayam jantan. Di setiap sisi ada seorang bocah kartun yang sedang kencing. Parodi tersebut mengubah lirik menjadi ejekan orang Indonesia. Bahkan mengolok-olok Presiden Joko “Jokowi” Widodo dan bapak pendiri Soekarno. Ada juga suara kokok ayam di sepanjang lagu.
“Rentan terhadap sikap apatis. Penggila musik yang setia. Pembuat masalah. Analis tipikal. Praktisi alkohol. Pecandu makanan. Penggemar TV yang bergairah. Pakar web.”