Pihak berwenang di Jakarta dan Palembang, Sumatera Selatan, masih mempertimbangkan rencana pembukaan kembali sekolah tersebut.
Wakil Gubernur Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan pada hari Senin bahwa Pemprov DKI Jakarta masih mempelajari rencana tersebut untuk menghindari kesalahan. antaranews.com dilaporkan.
“Pemerintah Jakarta belum memutuskan untuk membuka kembali sekolah. Kami masih mempelajari rencananya, ”ujarnya.
Riza mengatakan, pemerintah tidak ingin pembukaan kembali sekolah tersebut memicu kasus baru, seperti yang terjadi di negara lain.
Oleh karena itu, Pemprov DKI Jakarta sedang mempersiapkan fasilitas pendukung pendidikan online, seperti layanan internet gratis bernama JAK Wifi yang bisa diakses oleh seluruh warga Jakarta.
“Intinya, kami berharap program pendidikan bisa berjalan sebagaimana mestinya [planned], di tengah pandemi, ”ujarnya.
Sementara itu, Pemerintah Kota Palembang enggan membuka kembali sekolah karena kota tersebut tergolong zona merah.
Wakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustinda mengatakan pada hari Senin bahwa kota kemungkinan akan menunda pembukaan kembali sekolah, terutama sekolah dasar dan sekolah menengah pertama.
Jika Pemprov DKI memutuskan membuka kembali sekolah, kata dia, akan dilakukan dengan sangat hati-hati dan berkoordinasi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Satgas COVID-19 Palembang.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Sumsel Riza Pahlevi meminta kepala sekolah menengah atas bersiap menegakkan protokol kesehatan.
Meski demikian, Riza mengatakan bahwa keputusan untuk membuka kembali sekolah akan bergantung pada pemerintah daerah, menambahkan bahwa komite sekolah perlu meminta persetujuan orang tua sebelum membuka kembali sekolah.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim sebelumnya mengumumkan bahwa pemerintah akan memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah, pengelola sekolah dan orang tua untuk memutuskan kapan akan melanjutkan pendidikan tatap muka.
“Pembukaan kembali sekolah bisa dilakukan secara langsung atau bertahap sesuai kemampuan daerah masing-masing dan keputusan kepala daerah. Sekolah yang ingin dibuka kembali harus memenuhi daftar periksa untuk pengajaran tatap muka. Kebijakan baru memungkinkan sekolah di zona merah untuk dibuka kembali, ”kata Nadiem pada 20 November.
Dia menambahkan, pemerintah pusat telah menerima beberapa permintaan pembukaan kembali sekolah dari pemerintah daerah yang beralasan beberapa wilayah administratifnya cukup aman untuk pendidikan tatap muka.
Beberapa organisasi telah menyatakan keprihatinannya tentang rencana tersebut.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan pembukaan kembali sekolah akan meningkatkan kasus COVID-19.
Ketua IDAI Aman B. Pulungan menunjukkan bahwa bahkan negara-negara maju telah melaporkan peningkatan infeksi setelah mengizinkan pembelajaran langsung untuk dilanjutkan, seperti Korea Selatan, Prancis, dan Amerika Serikat.
“Menunda rencana pembukaan kembali sekolah dapat mengurangi penularan. Setiap orang di dalam dan di sekitar lingkungan sekolah, termasuk guru, staf, dan masyarakat memiliki risiko yang sama tertular dan menulari orang lain, ”kata Aman.
Koordinator nasional Network for Education Watch Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji mengatakan, pemerintah daerah dan sekolah seharusnya tidak terburu-buru melanjutkan pengajaran tatap muka, karena mereka perlu memberi perhatian ekstra terhadap bahaya penularan virus corona di lingkungan sekolah.
“Pemerintah harus berhenti mendorong pengajaran tatap muka, karena ada tren peningkatan kasus harian baru di zona merah,” kata Ubaid pada 4 Desember, seperti dikutip dari kompas.com. (Iya)
Periode premi Anda akan kedaluwarsa dalam 0 hari
tutup x
Berlangganan untuk mendapatkan akses tak terbatas Dapatkan diskon 50% sekarang
“Rentan terhadap sikap apatis. Penggila musik yang setia. Pembuat masalah. Analis tipikal. Praktisi alkohol. Pecandu makanan. Penggemar TV yang bergairah. Pakar web.”