Timor Leste yang miskin di Asia Tenggara pada hari Jumat memulai pembicaraan resmi untuk bergabung dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), badan yang berbasis di Jenewa itu mengatakan Jumat.
Pada pertemuan pertama partai pekerja yang dibentuk pada tahun 2016 untuk menggembalakan negara kecil berbahasa Portugis itu ke dalam barisannya, negara-negara anggota “menyatakan dukungan mereka” dan “memuji pekerjaan yang telah dilakukan sejauh ini” oleh pihak berwenang di ibu kota Dili, kata WTO dalam sebuah pernyataan.
Joaquim Amaral, Menteri Koordinator Perekonomian Timor Leste, mengatakan bergabung dengan WTO akan “mempercepat pertumbuhan dan diversifikasi ekonomi”.
“Itu juga akan menjadi batu loncatan untuk aksesi (Timor Leste) ke Asean,” Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, tambahnya.
Berbicara melalui konferensi video, Amaral mengatakan negaranya “berkomitmen penuh … untuk melaksanakan reformasi struktural, legislatif dan kebijakan” untuk memenuhi aturan WTO.
Sebuah bekas koloni Portugis, Timor Timur diduduki oleh Indonesia selama dua dekade sebelum memperoleh kemerdekaan pada tahun 2002.
Wilayahnya membentang lebih dari setengah pulau Timor, sedangkan sisi baratnya adalah milik Indonesia.
Prosedur aksesi WTO biasanya berlangsung beberapa tahun mengingat kompleksitas perdagangan modern dan kebutuhan akan konsensus di antara anggota. Pertemuan berikutnya untuk kasus Timor bisa dilakukan awal tahun depan.
“Rentan terhadap sikap apatis. Penggila musik yang setia. Pembuat masalah. Analis tipikal. Praktisi alkohol. Pecandu makanan. Penggemar TV yang bergairah. Pakar web.”