SEBUAH tim pencari fakta bersama (TGPF) yang disetujui pemerintah mulai melakukan penyelidikan awal terhadap pembunuhan baru-baru ini di Kabupaten Intan Jaya, Papua, segera setelah anggota tim tiba di wilayah paling timur negara itu pada hari Rabu.
Tim yang dibentuk Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD itu tiba dalam dua kelompok. Kelompok pertama tiba di Kabupaten Timika dan kelompok kedua di Jayapura.
“Kami datang jauh-jauh ke sini untuk bekerja dengan sepenuh hati, sehingga kami bisa memberikan laporan dan masukan yang sesuai untuk pemerintah,” kata Benny Mamoto dari Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), yang memimpin unit penyidikan lapangan, dalam keterangannya, Rabu.
Benny mendarat di Timika bersama beberapa anggota tim lainnya, antara lain tokoh masyarakat dan agama Papua, tokoh perguruan tinggi, serta pejabat dari Polri, TNI, Badan Intelijen Negara (BIN) dan Saksi dan Korban. Lembaga Perlindungan (LPSK).
Kelompok tersebut segera mengadakan pertemuan teknis dengan pejabat setempat dan menyusun rencana untuk mengumpulkan informasi dari para saksi.
Pada Kamis, Benny dan timnya berangkat ke Intan Jaya dan bertemu dengan Bupati Natalis Tabuni serta perwakilan dari Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Kodam Papua, dan Polda Papua.
Baca juga: Warga Papua ragu tim pemerintah menyelidiki penembakan
Sementara itu, anggota tim yang tiba di Jayapura antara lain tokoh masyarakat Papua, mantan Duta Besar RI untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Makarim Wibisono dan Sugeng Purnomo, wakil dari Kantor Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan yang juga merupakan Wakil Ketua TGPF.
Rombongan bertemu dengan sejumlah tokoh hak asasi manusia dan aktivis nonpemerintah Papua dan berdialog dengan pejabat Dewan Perwakilan Rakyat Papua dan beberapa lembaga penegak hukum, serta anggota Forum Lintas Agama Papua (FKUB) pada Rabu.
Tim TGPF akan berangkat ke lokasi penembakan di Intan Jaya dan mengadakan pertemuan lanjutan dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mendapatkan informasi lebih rinci tentang pembunuhan tersebut.
“Masukan yang kita terima banyak yang akan kita teliti dan uraikan lebih lanjut melalui pertemuan kita nanti dengan para saksi,” kata Benny, “Keesokan harinya kita harus berangkat ke lokasi. [of the incidents] untuk melihat rekonstruksi kasus tersebut, sehingga berkas keterangannya dapat dikonfirmasi lebih lanjut dengan kondisi persisnya di lapangan. ”
TGPF dibentuk untuk menyelidiki serangkaian penembakan yang terjadi di Intan Jaya pada September lalu.
Selain itu penembakan fatal pendeta Papua Yeremia Zanambani di distrik Hitadipa pada 19 September, tim juga akan menyelidiki kasus lain yang terjadi sekitar waktu yang sama, termasuk penembakan terhadap seorang warga sipil bernama Badawi dan prajurit TNI, Panglima. Sgt. Sahlan dan Prajurit Pertama. Dwi Akbar.
Tim diberikan waktu dua pekan, dimulai dari pembentukan kelompok pada 1 Oktober lalu, hingga melaporkan hasil penyidikan kepada pemerintah.
“Penyelenggara. Pakar budaya pop yang sangat menawan. Penginjil perjalanan kelas atas. Pemecah masalah yang tak tersembuhkan.”