Meskipun memiliki tingkat kasus virus korona aktif yang lebih rendah daripada rata-rata global, Indonesia masih belum bisa mengendalikan wabah, kata juru bicara satuan tugas COVID-19 nasional Wiku Adisasmito.
“Jumlah kasus aktif mencapai 12,78 persen, turun 0,05 persen dari pekan lalu. Karena jumlahnya mendatar, ini menandakan angka kasus aktif baru mengalami penurunan signifikan dari bulan-bulan sebelumnya, ”kata Wiku seperti dikutip kompas.com pada hari Selasa.
Meski demikian, lanjutnya, virus tetap tidak terkendali karena masyarakat cenderung mengabaikan protokol kesehatan.
Jumlah kasus aktif dihitung dengan mengurangkan jumlah pemulihan dan kematian COVID-19 dari jumlah kasus yang dikonfirmasi. Statistik menunjukkan jumlah kasus yang masih dianggap menular.
Kondisi tersebut diperparah dengan long weekend yang terjadi pada akhir Oktober yang mengalami peningkatan mobilitas, serta acara publik yang menarik banyak pengunjung.
Guna mengurangi penularan COVID-19, Wiku mendesak pemerintah daerah untuk menjatuhkan hukuman yang lebih tegas bagi pelanggaran protokol kesehatan.
“Sekali lagi, saya meminta pemerintah daerah untuk memantau promosi dan implementasi protokol kesehatan COVID-19 dan menghukum mereka yang masih melalaikan protokol, tanpa kecuali,” katanya, seraya menambahkan bahwa kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat adalah kunci untuk mengurangi jumlah kasus aktif secara nasional.
Pada hari Rabu, Indonesia mencatat rekor satu hari dengan 5.534 kasus baru, sehingga total 511.836 kasus. Negara ini melihat 5.444 kasus pada 13 November, sekitar dua minggu setelah akhir pekan panjang akhir Oktober.
Sebelumnya, Presiden Joko “Jokowi ‘Widodo menginstruksikan bawahannya untuk mempersingkat libur akhir tahun 2020 guna meredam penularan COVID-19.
Hal itu diungkapkan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dalam jumpa pers usai menghadiri rapat Kabinet, Senin.
“Presiden meminta pengurangan [in collective leave days] terkait libur akhir tahun, termasuk hari libur pengganti Idul Fitri, ”kata Muhadjir, Senin, seperti dikutip dari Antara. tribunnews.com.
Pada hari Senin, kasus COVID-19 terkonfirmasi kumulatif Indonesia melebihi 500.000, tertinggi dari negara Asia Tenggara mana pun. Jakarta, episentrum nasional kasus virus corona, melaporkan 128.173 kasus.
Ibu kota juga mencatat lonjakan kasus COVID-19 tertinggi dalam satu hari dengan 1.579 kasus pada hari Minggu, yang membuat pemerintah kota memperpanjang pembatasan sosial skala besar (PSBB) hingga setidaknya 6 Desember.
Hingga Senin sore, Indonesia telah mencatat lebih dari 16.000 kematian. Jawa Timur telah melaporkan jumlah kematian terbesar di negara dengan 4.184 orang.
Banyak orang telah menyuarakan keprihatinan tentang lemahnya penegakan protokol kesehatan karena beberapa provinsi terus mengadakan pertemuan massal meskipun pemerintah menyatakan komitmen untuk mengekang penularan virus. (dpk)
Periode premi Anda akan kedaluwarsa dalam 0 hari
tutup x
Berlangganan untuk mendapatkan akses tak terbatas Dapatkan diskon 50% sekarang
“Rentan terhadap sikap apatis. Penggila musik yang setia. Pembuat masalah. Analis tipikal. Praktisi alkohol. Pecandu makanan. Penggemar TV yang bergairah. Pakar web.”