FIFPRO telah meminta FIFA dan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) untuk segera melakukan intervensi di Indonesia, dimana keputusan telah diambil oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk membatalkan sisa musim 2022/23 untuk liga kedua dan ketiga (Liga 2 dan Liga 3).
Wakil Sekretaris Jenderal FIFPRO Simon Colosimo mengatakan: “FIFA dan AFC harus turun tangan, karena keputusan yang mengerikan ini berdampak serius pada kehidupan dan karier sekitar 700 pesepakbola profesional di Indonesia yang memiliki kontrak dengan klub Liga 2.”
Baru-baru ini, PSSI mengumumkan tidak akan memulai kembali musim Liga 2 (profesional) dan Liga 3 (amatir) yang terhenti akibat Tragedi Stadion Kanjuhuran pada Oktober tahun lalu, ketika 125 orang meninggal. Menurut PSSI, liga dan klub kekurangan sarana keuangan untuk mematuhi peraturan keselamatan baru yang diberlakukan setelah tragedi tersebut.
Pada bulan Desember, PSSI berhasil menyelenggarakan dimulainya kembali liga papan atas Indonesia (Liga 1) dengan semua klub mematuhi langkah-langkah keamanan yang sama, dan PSSI telah mengumumkan bahwa liga kedua akan dimulai kembali pada 14 Januari juga. Namun, pada 13 Januari PSSI tiba-tiba menyampaikan bahwa Liga 2 akan dibatalkan sampai waktu yang belum ditentukan.
Yang juga meresahkan adalah keputusan ini diambil tanpa negosiasi atau konsultasi apapun dengan asosiasi pemain, APPI, padahal keputusan ini berdampak pada sekitar 700 pemain profesional.
Lebih lanjut, pembatalan Liga 2 membuat sepak bola Indonesia tidak memiliki sistem degradasi, yang tidak sejalan dengan struktur FIFA.
FIFPRO mendesak FIFA dan AFC untuk turun tangan dalam situasi ini dan mencari solusi yang cocok bersama PSSI dan asosiasi pemain APPI untuk memastikan Liga 2 dapat dilanjutkan.
“Penyelenggara. Pakar budaya pop yang sangat menawan. Penginjil perjalanan kelas atas. Pemecah masalah yang tak tersembuhkan.”