Diposting pada 07/04/2022
Silk Road Fund China menandatangani perjanjian untuk menginvestasikan hingga 20 miliar yuan (US$ 2,99 miliar) dalam dana kekayaan negara Indonesia.
Perjanjian tersebut memungkinkan investasi di semua sektor terbuka untuk orang asing di Indonesia, terutama proyek-proyek dengan konektivitas ekonomi antar negara, kata Otoritas Investasi Indonesia (INA) dan Silk Road Fund dalam pernyataan bersama. Otoritas Investasi Indonesia adalah pengembangan strategis dana kekayaan negara (SDSWF), dengan tujuan untuk memikat co-investor untuk investasi.
“Kami percaya bahwa investasi di Indonesia dan kawasan memiliki potensi yang tinggi, apalagi jika dilakukan bersama-sama dengan INA,” kata Yanzhi Wang, Presiden Silk Road Fund.
Obligasi yang dimiliki INA membawa risiko kedaulatan Republik Indonesia, yang diperingkat BBB oleh Standard and Poor’s (S&P), Baa2 oleh Moody’s, dan BBB oleh Fitch Ratings. Modal INA terdiri dari setoran modal yang dapat berasal dari kas, barang milik negara, piutang negara dari badan usaha milik negara (BUMN) atau badan usaha berbadan hukum, dan/atau saham milik negara pada badan usaha milik negara atau badan usaha berbadan hukum.
Contoh Kemitraan
Bersama mitra investor, INA telah merealisasikan investasi pada perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia yaitu PT Dayamitra Telekomunikasi (MTEL/Mitratel) melalui mekanisme IPO senilai US$ 770 juta yang merupakan 60% dari dana IPO Mitratel. Dalam IPO Mitratel, INA berperan sebagai anchor investor yang berperan aktif mendatangkan mitra asing, yaitu GIC Private Limited dan Abu Dhabi Investment Authority (ADIA).
Pada tahun 2021, INA berkesempatan menjajaki investasi di beberapa lokasi pelabuhan strategis di Indonesia dengan DP World sebagai salah satu operator pelabuhan terbesar dan terbaik di dunia. INA telah menandatangani Strategic Alliance Agreement (SAA) dengan DP World, yang menandai komitmen investasi hingga US$ 7,5 miliar.
INA telah membentuk platform investasi jalan tol senilai US$ 3,75 miliar dengan konsorsium investor internasional yang melibatkan Caisse de dépôt et placement du Québec (CDPQ), APG Asset Management (APG), dan ADIA. INA dan konsorsium telah mengkaji 35 aset jalan tol, khususnya jalan tol Trans Sumatera dan Trans Jawa dengan tujuan untuk menciptakan multiplication effect terhadap pertumbuhan ekonomi dan mengoptimalkan potensi ekonomi di Sumatera dan Jawa.
INA menandatangani Perjanjian Kerangka Investasi dengan Abu Dhabi Growth Fund (ADG) yang didirikan untuk mendukung investasi UEA senilai US$ 10 miliar.
Dana Jalur Sutra
Silk Road Fund dibentuk pada akhir 2014 dan didukung oleh cadangan devisa China, China Investment Corporation, Export-Import Bank of China, dan China Development Bank (CDB).
“Penyelenggara. Pakar budaya pop yang sangat menawan. Penginjil perjalanan kelas atas. Pemecah masalah yang tak tersembuhkan.”