Jakarta, Indonesia– Indonesia mencabut peringatan tsunami pada hari Selasa setelah gempa bumi bawah laut berkekuatan 7,3 yang melanda Pulau Flores, memicu kepanikan di wilayah yang rawan gempa fatal tetapi tampaknya tidak menyebabkan kerusakan besar atau korban jiwa.
Menurut Survei Geologi AS, gempa terjadi pada kedalaman 18,5 kilometer (11,5 mil) di bawah laut, dan terletak 112 kilometer (74 mil) di utara kota Maumere, pulau terbesar kedua di Nusa Timur. Provinsi Tenggara dengan jumlah penduduk 85.000 jiwa.
Setelah peringatan tsunami awal, Pusat Peringatan Tsunami Pasifik di Hawaii dan kemudian badan meteorologi Indonesia mencabut peringatan itu beberapa jam setelah gempa.
Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana Abdul Muhari mengatakan, warga di Kabupaten Flores Timur merasakan gempa yang kuat. Rekaman menunjukkan orang-orang melarikan diri dari bangunan yang terguncang akibat benturan.
Satu orang dilaporkan terluka di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Guncangan dirasakan di 14 kabupaten dan kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara.
Guncangan juga terasa di kota Makassar dan wilayah Kepulauan Selayar di Provinsi Sulawesi Selatan, di seberang Laut Flores. Badan mitigasi bencana melaporkan ratusan bangunan, termasuk rumah, sekolah dan tempat ibadah, rusak di Kepulauan Selayar.
Muhari mengatakan, berdasarkan pengamatan permukaan laut, tsunami kecil sebesar 7 sentimeter (2,8 inci) terdeteksi di daerah Marapokot dan Reo.
Dwikorita Karnawati, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, mengatakan orang-orang di sepanjang garis pantai di sisi utara Flores harus mewaspadai gempa lebih lanjut dan potensi tsunami.
“Gempa sebelumnya tidak lagi berpotensi tsunami. Tapi sangat mungkin akan ada gempa susulan, semoga tidak lebih kuat dari sebelumnya,” kata Karnawati.
Bupati Flores Timur, Anton Hayon, mengatakan tidak ada kerusakan yang dilaporkan.
“Kami meminta orang-orang di daerah pesisir untuk menjauh dari garis pantai, terutama di sisi utara … karena ada tsunami besar di sana pada tahun 1972,” kata Hayon.
Dia menambahkan bahwa warga telah bergabung dengan latihan tsunami sebelumnya dan mereka tahu apa yang harus dilakukan.
Indonesia, negara kepulauan yang luas dengan 270 juta orang, sering dilanda gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami karena lokasinya di “Cincin Api”, sebuah busur gunung berapi dan garis patahan yang membentang di Pasifik.
Gempa besar terakhir terjadi pada bulan Januari, berkekuatan 6,2 yang menewaskan sedikitnya 105 orang dan melukai hampir 6.500 di provinsi Sulawesi Barat.
“Penyelenggara. Pakar budaya pop yang sangat menawan. Penginjil perjalanan kelas atas. Pemecah masalah yang tak tersembuhkan.”