Para pejabat Indonesia mengatakan puing-puing dari kapal selam yang hilang ditemukan setelah kapal itu tenggelam karena harapan untuk menyelamatkan 53 pelaut di dalamnya menyusut.
Tim pencari pada hari Minggu fokus untuk menunjukkan dengan tepat lokasi kapal selam itu. Pihak berwenang memperingatkan bahwa operasi penyelamatan di perairan dalam akan berisiko dan sulit.
MV Swift Rescue Singapura – kapal penyelamat kapal selam – telah tiba untuk mendukung upaya penyelamatan, kata Angkatan Laut. Negara tetangga Malaysia, serta Amerika Serikat, India, dan Australia termasuk di antara negara-negara yang membantu dalam pencarian.
Item di kapal selam yang terkena dampak termasuk sebotol pelumas dan perangkat pelindung torpedo, kata Marshall Hadi Tjahjanto.
Benda-benda yang ditemukan di dekat lokasi kapal selam terakhir diyakini sebagai bagian dari kapal selam tersebut, katanya. “Benda-benda ini tidak akan pernah bisa turun dari kapal selam tanpa tekanan.”
Kapal selam – salah satu dari lima kapal selam di armada Indonesia – menghilang pada hari Rabu selama latihan torpedo langsung di lepas pantai pulau liburan Indonesia, Bali.
Kepala Angkatan Laut Yudo Margono mengatakan pada hari Sabtu bahwa tim penyelamat menemukan beberapa barang, termasuk bagian dari besi pelurus torpedo, botol minyak yang digunakan untuk melumasi periskop dan sajadah dari kapal selam.
“Dengan bukti otentik yang kami yakini berasal dari kapal selam, kini kami telah beralih dari fase sub-miss ke tenggelamnya kapal selam,” kata Margono.
Indonesia sebelumnya menganggap kapal selam yang menghilang di Bali itu hilang. Namun kini para pejabat mengatakan kapal selam itu telah tenggelam.
Menurut Jessica Washington dari Al Jazeera, yang berbasis di ibu kota Indonesia Jakarta, kecil kemungkinan akan ada ledakan di kapal selam tersebut.
“Pada kasus ini [an explosion]Pada tahap itu mereka pasti sudah mendengarnya sekarang, ”katanya, seraya menambahkan bahwa pihak berwenang masih menjajaki opsi evakuasi medis.
Tidak ada tanda-tanda kehidupan
Para pejabat juga mengatakan pasokan oksigen untuk 53 awaknya habis pada Sabtu pagi.
Margono mengatakan hasil scan menemukan kapal selam itu berada di ketinggian 850 meter (2.788 kaki), jauh di luar batas yang bisa selamat. Kapal selam itu dirancang untuk kedalaman hingga 500 meter.
“Jika itu ledakan, itu akan hancur berkeping-keping. Retakan muncul secara bertahap di beberapa tempat saat turun dari 300 menjadi 400 meter menjadi 500 meter. Kalau ada ledakan, sonar akan mendengarnya, ”kata Margono seraya menambahkan bahwa sejauh ini belum ada mayat yang ditemukan.
Militer mengatakan mereka bersiap untuk mengevakuasi kapal.
“Kapal selam berada di kedalaman yang jauh di atas kedalaman kapal yang hancur. Tidak akan ada yang selamat sama sekali, asalkan tidak ada penumpang yang lolos sebelum jatuh ke kedalaman yang menghancurkan, ”kata Collin Koh, seorang peneliti di S Rajaratnam School of International Studies Singapura yang berspesialisasi dalam masalah angkatan laut dan keamanan maritim.
“Evakuasi yang Anda bicarakan mungkin terkait dengan penemuan puing-puing atau sisa-sisa kapal selam yang dapat ditemukan dengan harapan setidaknya menemukan sisa-sisa awak,” kata Koh Al Jazeera.
Tidak ada tanda-tanda kehidupan dari kapal selam itu, tetapi anggota keluarga membangkitkan harapan.
Berda Asmara, istri Sersan Dua Guntur Ari Prasetya, mengaku masih optimistis suaminya bisa selamat.
“Belum ada yang pasti … Yang paling penting adalah kami tidak berhenti berdoa dan semoga semua orang pulang dengan selamat dan dalam kesehatan yang baik,” katanya kepada Al Jazeera.
Kemungkinan listrik mati
Kapal itu seharusnya sedang melakukan latihan saat meminta izin untuk menyelam. Tak lama kemudian, ia kehilangan kontak.
Presiden Indonesia Joko Widodo mengatakan pada hari Minggu bahwa dia telah menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dari 53 awak kapal.
“Kami semua orang Indonesia mengungkapkan kesedihan yang mendalam atas tragedi ini, terutama kepada keluarga awak kapal selam,” katanya.
Pencarian difokuskan pada area di dekat posisi awal penyelaman terakhir di mana ditemukan lumpur minyak.
Penyebab hilangnya nyawa masih belum pasti. Angkatan Laut mengatakan kegagalan listrik mungkin tidak memungkinkan kapal selam melakukan tindakan resusitasi darurat.
KRI Nanggala-402 bertenaga diesel, dibangun di Jerman, telah beroperasi di Indonesia sejak 1981 dan membawa 49 awak kapal dan tiga penembak serta komandannya, kata Kementerian Pertahanan Indonesia.
Pensiunan Laksamana Muda TNI AL, Frans Wuwung, yang sebelumnya mengelola ruang mesin kapal selam, mengatakan dia yakin listrik di kapal kemungkinan mati.
“Saya berharap saudara-saudara saya selamat dan sehat karena mereka profesional dan mereka tahu apa yang mereka lakukan. Tapi kapal itu bisa menahan kedalaman maksimal 300 meter, mungkin 500. Lebih dari itu, dan saya tidak berani berkomentar. Semoga Tuhan memberkatimu. Saya sangat menyesal, “katanya kepada Al Jazeera.
Frank Owen dari Submarine Institute of Australia mengatakan kepada Al Jazeera bahwa kemungkinan besar banjir menyebabkan kapal itu tenggelam.
“Hampir secara eksklusif sebuah kapal selam menyerap lebih banyak air daripada yang bisa menangkal upwelling,” katanya di Skype dari Canberra, Australia.
Aisyah Llewellyn dan Reno Surya di Surabaya, Indonesia berkontribusi untuk laporan ini
“Penyelenggara. Pakar budaya pop yang sangat menawan. Penginjil perjalanan kelas atas. Pemecah masalah yang tak tersembuhkan.”