jakarta Raksasa pertambangan Freeport Indonesia baru-baru ini mengatakan bahwa smelter untuk tembaga – komponen penting untuk kendaraan listrik atau produksi EV – di Java Integrated Industrial and Port Estate di Gresik akan menyelesaikan konstruksi pada akhir tahun ini.
Setelah selesai, Smelter Manyar dapat memberikan dorongan besar bagi impian Indonesia untuk membangun ekosistem EV. Pembangunannya sudah setengah jalan, yakni sudah mencapai 51,7 persen per akhir Desember 2022.
“Jadi sektor hilir dan hulu menjadi satu. Pemurnian tembaga di dalam negeri akan mendongkrak nilai tambah konsentrat tembaga dari saat ini 95 persen menjadi 100 persen,” kata Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas kepada BTV dalam wawancara baru-baru ini.
“Dan juga berkontribusi pada ekosistem EV yang sedang dibangun di Indonesia. Tembaga akan memainkan peran penting dalam ekosistem EV,” kata Tony.
Smelter Manyar senilai $3 miliar diperkirakan akan memproses 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun. Pabrik peleburan milik Freeport, PT Smelting, memiliki kapasitas tahunan sebesar satu juta ton konsentrat tembaga. Jika digabungkan, kapasitas pengolahan konsentrat tembaga Freeport Indonesia bisa mencapai 3 juta ton per tahun.
Baca selengkapnya:
Freeport Indonesia mengklaim pabrik Manyar akan menjadi smelter single-line terbesar di dunia. Smelter Manyar dijadwalkan mulai beroperasi secara komersial pada akhir 2024, menandai berakhirnya ekspor bijih konsentrat tembaga dari Freeport Indonesia.
Presiden Joko “Jokowi” Widodo meningkatkan peleburan bijih mineral yang belum diproses di dalam negeri Indonesia untuk nilai tambah yang lebih besar bagi perekonomian dan juga untuk membangun ekosistem EV negara.
Menurut Investor Daily, logam yang dibutuhkan untuk produksi baterai EV antara lain grafit (28,1 persen), aluminium (18,9 persen), nikel (15,7 persen), tembaga (10,8 persen), baja (10,8 persen), mangan (5,4 persen), kobalt (4,3 persen), lithium (3,2 persen), dan besi (2,7 persen). Sebagian besar logam ini dapat ditemukan di Indonesia.
Jokowi awal tahun ini juga memberi isyarat bahwa larangan penuh tembaga mentah akan diberlakukan mulai pertengahan 2023. Jokowi mengatakan ingin penerusnya tetap menjalankan kebijakan hilirisasi meski ditentang oleh Uni Eropa (UE).
Sejak 2020, Indonesia telah melarang ekspor bijih nikel mentah — komponen penting lainnya untuk baterai EV. Keputusan tersebut menyebabkan UE mengajukan gugatan terhadap Indonesia di Organisasi Perdagangan Dunia. Indonesia kalah dalam gugatan nikel tetapi telah mengajukan banding.