jakarta: Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan pada Senin meresmikan Masjid Agung Sheikh Zayed di Indonesia di hadapan Presiden Joko Widodo, Kantor Berita Emirates (WAM) melaporkan.
Masjid ini merupakan tiruan dari Masjid Agung Sheikh Zayed di Abu Dhabi, dengan tambahan beberapa desain tradisional Indonesia, dekorasi dan penggunaan material lokal.
Kedua presiden melakukan salam masjid di masjid sebanyak dua rakaat, kemudian menandatangani plakat peringatan peresmian yang akan digantung di mihrab.
Dalam sebuah tweet, presiden Emirat mengungkapkan kebahagiaannya pada pembukaan Masjid Sheikh Zayed, menunjukkan bahwa itu adalah inisiatif yang mengungkapkan makna saling ketergantungan, cinta dan kerja sama untuk kebaikan Sheikh Zayed, semoga Tuhan mengasihani dia, mirip sekali.
“Saya senang bisa bergabung dengan Presiden Joko Widodo di Solo, Indonesia untuk meresmikan Masjid Agung Sheikh Zayed. Dinamai untuk menghormati Bapak Pendiri UEA, Masjid tersebut mewakili nilai-nilai perdamaian dan niat baiknya, yang mencerminkan ikatan lama yang ada antara kedua negara kita,” cuit Sheikh Mohamed.
Sementara itu, Joko Widodo mengatakan Masjid Agung Sheikh Zayed di Solo “akan menjadi tempat sholat, pusat studi Islam, dan pusat tujuan wisata religi.”
Dia berterima kasih kepada UEA atas “monumen luar biasa” yang mencerminkan hubungan yang mengakar kuat dan nilai-nilai bersama antara kedua negara.
Masjid ini menampung 10.000 jamaah dan memiliki 56 kubah dan 4 menara, bersama dengan 32 kolom di area sholat utama.
Dibuka pada tahun 2007, Masjid Agung Sheikh Zayed di Abu Dhabi adalah salah satu masjid terbesar di dunia dan ikon arsitektur yang menggabungkan arsitektur dan desain Islam. Ini juga merupakan tujuan wisata utama di ibukota.
Presiden UEA berpartisipasi dalam KTT ke-17 Kepala Negara dan Pemerintahan Kelompok Dua Puluh (G20), yang diadakan di pulau Bali dan mulai bekerja pada hari Selasa.
KTT yang dipimpin oleh Presiden Indonesia ini akan dihadiri oleh para pemimpin negara-negara kelompok tersebut dan perwakilan dari sejumlah organisasi internasional.
“Penyelenggara. Pakar budaya pop yang sangat menawan. Penginjil perjalanan kelas atas. Pemecah masalah yang tak tersembuhkan.”