Peter Ferguson (The Jakarta Post)
PREMIUM
Melbourne, Australia ●
Sabtu, 27 Agustus 2022
Krisis iklim adalah tantangan lingkungan yang paling mendesak di zaman kita. Dengan demikian, keberlanjutan tidak lagi menjadi visi “baik untuk dimiliki” untuk kota pintar di masa depan; itu harus menjadi bagian dari DNA mereka.
Prioritas ini tercermin secara konsisten di seluruh Asia Tenggara. Para pemimpin bisnis di kawasan ini, termasuk Indonesia, melihat keberlanjutan sebagai prioritas bisnis nomor satu saat ini, menurut survei yang dilakukan oleh Forrester Consulting. Lebih dari tiga perempat dari hampir 250 responden memiliki tujuan untuk mengurangi emisi karbon di seluruh portofolio bangunan mereka sebesar 26 persen atau lebih; dan 11 persen mengejar nol bersih atau negatif karbon.
Dalam kasus Indonesia, laporan World Green Building Council 2018 menunjukkan sekitar 3.300 bangunan di Jakarta dan Bandung mematuhi kode bangunan hijau negara tersebut. Dengan total cakupan 25 juta meter persegi, pembangunan hijau telah mengurangi emisi karbon lebih dari 1 juta metrik ton, atau setara dengan tidak mengendarai 216.000 mobil penumpang selama satu tahun.
untuk Membaca Cerita Lengkap
BERLANGGANAN SEKARANG
Mulai dari Rp 55.500/bulan
- Akses tak terbatas ke konten web dan aplikasi kami
- e-Post surat kabar digital harian
- Tidak ada iklan, tidak ada interupsi
- Akses istimewa ke acara dan program kami
- Berlangganan buletin kami
Atau biarkan Google mengelola langganan Anda
“Penyelenggara. Pakar budaya pop yang sangat menawan. Penginjil perjalanan kelas atas. Pemecah masalah yang tak tersembuhkan.”