SINGAPURA / JAKARTA (Reuters) – BRI Life, divisi asuransi bank Rakyat Indonesia (BRI), Selasa mengatakan sedang menyelidiki klaim bahwa informasi pribadi lebih dari dua juta pelanggannya telah disiapkan untuk dijual oleh peretas tak dikenal.
Hudson Rock, sebuah perusahaan pengawasan kejahatan dunia maya, mengatakan kepada Reuters bahwa mereka telah menemukan bukti bahwa beberapa komputer milik karyawan BRI dan BRI Life telah disusupi.
“Kami akan cek ke tim dan akan memberikan update segera setelah penyelidikan selesai,” kata Iwan Pasila, Direktur Utama BRI Life, melalui pesan singkat.
Dalam pernyataan selanjutnya, BRI Life mengatakan penyelidikannya akan dilakukan dengan tim independen yang berspesialisasi dalam keamanan siber untuk melakukan pelacakan digital dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan privasi bagi pemegang polis.
Ade Nasution, Sekretaris Perusahaan BRI Life, mengatakan perusahaan telah melakukan upaya maksimal untuk melindungi data pemegang polisnya, menambahkan bahwa perusahaan tidak pernah mengungkapkan informasi pribadi kepada “pihak yang tidak bertanggung jawab”.
Dalam sebuah posting di situs web RaidForums Selasa, seorang pengguna yang tidak disebutkan namanya mengatakan mereka menjual koleksi 460.000 dokumen yang dikumpulkan dari data pengguna lebih dari dua juta pelanggan BRI Life seharga $ 7.000.
Postingan tersebut disertai dengan video dokumen berdurasi 30 menit, yang mencakup rincian rekening bank serta salinan KTP Indonesia dan rincian wajib pajak.
“Kami mengidentifikasi beberapa komputer karyawan BRI Life dan Bank Rakyat Indonesia yang mungkin telah membantu peretas mendapatkan akses awal ke perusahaan,” kata Hudson Rock dalam sebuah pernyataan.
(Laporan oleh Fanny Potkin di Singapura dan Tabita Diela di Jakarta; penyuntingan oleh James Pearson dan Ed Davies)
“Penyelenggara. Pakar budaya pop yang sangat menawan. Penginjil perjalanan kelas atas. Pemecah masalah yang tak tersembuhkan.”