PALU (Indonesia): Pasukan keamanan Indonesia membunuh dua tersangka militan Negara Islam yang diyakini terkait dengan pembunuhan petani Kristen di pulau Sulawesi, kata militer negara itu.
Kedua pria tersebut, yang diidentifikasi sebagai Rukli dan Ahmad Gazali, tewas ditembak dan tewas dalam serangan menjelang fajar oleh tim yang terdiri dari lima militer dan polisi di distrik pegunungan Parigi Moutong di Provinsi Sulawesi Tengah, Mayor Jenderal Richard Tampubolon, yang mengatakan usaha bersama. Parigi Moutong berbatasan dengan Kabupaten Poso, yang dianggap sebagai tempat berkembang biaknya ekstremis di provinsi tersebut.
Operasi keamanan di Sulawesi Tengah telah ditingkatkan dalam beberapa bulan terakhir untuk mencoba menangkap anggota jaringan mujahidin Indonesia Timur, terutama terhadap Ali Kalora, pemimpin kelompok itu dan militan paling dicari di Indonesia. Jaringan tersebut berkomitmen pada kelompok Negara Islam pada tahun 2014.
Tampubolon mengatakan, tim keamanan menemukan kamp militan di desa Tanah Lanto yang berhutan lebat pada Rabu, 7 Juli 2021.
Tim tersebut berhasil mendekati kamp pada Minggu pagi dengan lima gerilyawan di kamp tersebut, tetapi tiga gerilyawan lolos dari baku tembak ke hutan, kata Tampubolon dalam sebuah pernyataan.
Dia mengatakan, aparat keamanan masih mencari tujuh anggota kelompok yang masih buron, termasuk Kalora.
Mujahidin Indonesia Timur mengaku bertanggung jawab atas beberapa pembunuhan terhadap petugas polisi dan orang Kristen.
Pada bulan Mei, kelompok itu membunuh empat orang Kristen, termasuk satu korban yang dipenggal, di desa Kalemago, kabupaten Poso. Pihak berwenang mengatakan serangan itu sebagai pembalasan atas pembunuhan dua gerilyawan pada Maret, termasuk putra mantan pemimpin kelompok itu Abu Wardah Santoso.
Pendahulu Kalora dibunuh oleh pasukan keamanan pada Juli 2016. Sejak itu, puluhan pemimpin dan anggota kelompok lainnya telah dibunuh atau ditangkap.
Indonesia, negara berpenduduk terbesar di dunia dengan mayoritas Muslim, telah mengambil tindakan berkelanjutan terhadap militan Islam oleh 202 orang, terutama orang asing, sejak pemboman di pulau wisata Bali pada tahun 2002.
Serangan terhadap orang asing sebagian besar telah digantikan oleh serangan yang lebih kecil dan tidak terlalu mematikan terhadap pemerintah, polisi, dan pasukan kontra-terorisme.
“Penyelenggara. Pakar budaya pop yang sangat menawan. Penginjil perjalanan kelas atas. Pemecah masalah yang tak tersembuhkan.”